Minggu, 09 Juni 2013

Tugas Softskill Akun Internasional


NAMA       : DWI AYU WULANDARI
KELAS      : 4EB15
NPM          : 26209160


Kasus Letter Of Credit
PT Selalang (Slulung) Prima Internasional

Kasus L/C bodong PT Selalang (Slulung) Prima Internasional, yang dimiliki oleh mister Misbakun, bisa berkembang menjadi kasus pembobolan Bank Century dan penggelapan duit talangan PMS LPS (Penyertaan Modal Sementara dari Lembaga Penjaminan Kredit ). Investigasi dari Majalah Tempo minggu ini ( Majalah Tempo Edisi :02/39,8 Maret 2010) berhasil melacak perjalanan akal akalan PT Selalang untuk mendapatkan fasilitas perbankan dari Bank Century. Laporan investigasi ini menurut saya berhasil menunjukan bukan saja permainan busuk PT Selalang untuk mendapatkan LC dari Bank Century, tetapi juga sepak terjang Misbakun cs.
Dari beberapa milis saya mendapatkan informasi yang konon berasal dari raw version audit investigasi BPK. Berdasarkan informasi itu cukup mengagetkan karena PT Selalang tidak saja berhasil mendapatkan fasilitas LC dari Bank Century tetapi mendapatkan juga dana talangan PMS dari LPS. coba lihat rinciannya :
PT Selalang Prima International
Berdasarkan hasil pemeriksaan atas dokumen-dokumen yang berkaitan dengan Letter of Credit (L/C) dan konfirmasi dengan pihak terkait diketahui hal-hal sebagai berikut :
1. PT Selalang Prima International merupakan perusahaan yang bergerak usaha perdagangan dan didirikan pada tanggal 2 November 1999 sesuai Akte Notaris No. 3 dengan pemilik Mukhamad Misbakhun dan Franky Ongko Wardoyo dengan jumlah kepemilikan masing-masing 99% dan 1%. Sedangkan pengurus PT Selalang Prima International yaitu Franky Ongko Wardoyo sebagai Direktur dan Mukhamad Misbakhun sebagai Kornisaris.
Berdasarkan liasil pemeriksaan diketahui bahwa PT Selalang Prima lnternational memperoleh perlakuan istimewa dalam memperoleh fasilitas L/C dari Bank Century dimana L/C yang diberikan didasarkan kepada instruksi dari Robert Tantular (Pemegang Saham Bank Century) dan Hermanus Hasan Muslim (Dirut Bank Century) sesuai keterangan dari Pimpinan Kantor Pusat Operasional (KPO) Senayan yaitu Linda Wangsadinata.
2. Fasilitas Letter of Credit (L/C) yang diberikan kepada PT Selalang Prima lnternational adalah L/C No. 0474LC07B sebesar USD22.5 juta dengan jaminan (margin deposit) berupa deposito sebesar USD4.5 juta (atau 20% dari plafond L/C). Fasilitas L/C tersebut digunakan untuk transaksi impor Bentulu Condensate dari Grains and lndustrial Products Trading PTE, Ltd. (Beneficiary) sesuai kontrak (Sales Contract) No. GRIP S07-4955-1807 tanggal 23 November 2007 dengan Bank Penjamin (Negotiating Bank) adalah—National Cornmercial Bank (NCB), Jeddah dan Bank Koresponden adalah Saudi National Commercial Bank (SNCB), Bahrain;
3. Pemberian fasintas L/C tidak didukung oleh analisa dan prosedur yang komprehensif, khususnya kemampuan/kondisi keuangan perusahaan, namun L/C tersebut telah rnendapat persetujuan dari Komite Kredit, baik Komite Kredit Cabang (Kabag Operasional dan Kepala Cabang), Komite Kredit Wilayah (Kakanwil) dan Komite Kredit Pusat yaitu Direksi (Hermanus Hasan Muslim dan Hamidy) dan Komisaris (Poerwanto Kamsjadi dan Rusli Prakarsa). Perjanjian Kredit telah ditandatangani secara notariat termasuk pengikatan jaminan (gadai deposito) sebesar USD4.5 juta pada tanggal 22 November 2007.
Kondisi tersebut tidak sesuai dengan Kebijakan Perkreditan Bank dan Pedornan Pelaksanaan Kredit Bank Century No.20/SK-DIR/Century/IV/2005 tanggal 21 April 2005.
4. Bank Century telah menempatkan jaminan (deposit) pada SNCB, Bahrain sebesar USD50 juta berupa US Treasury Strips dengan ISIN US9l2803BD41 dalam rangka pembukaan L/C untuk PT Selalang Prima International. Jaminan (deposit) Bank Century kepada Bank SNCB, Bahrain tersebut tidak sebanding dengan janminan (deposit) L/C yang diberikan oleh Debitur sebesar USD4.5 juta (atau 20% dari plafond L/C). Jaminan sembilan debitur lainnya yang mendapat fasilitas L/C dari Bank Century juga berkisar 5% – 20% dari plafond L/C;
5. Realisasi penggunaan L/C tersebut adalah sebesar USD22,499,964.63 yang jatuh tempo tanggal 19 November 2008 sesuai surat konfirmasi dari The Bank of New York Cabang Singapore tanggal 28 November 2007;
6. Pada saat jatuh tempo L/C tanggal 19 November 2008, PT Selalang Prima International tidak mampu membayar kewajiban L/C sehingga Bank Century melakukan eksekusi jaminan deposito sebesar USD4.5 juta. Pada tanggal 24 November 2008, Bank Century dan PT Selalang Prima International melakukan restrukturisasi L/C tersebut dengan melakukan pembayaran sebesar USD1.5 juta sehingga nilai outstanding L/C tersebut sebesar USD16.5 juta (USD22.5 juta – USD4.5 juta — USD1.5 juta);
7. Jaminan Bank Century berupa US Treasury Strips sebesar USD50 juta yang ditempatkan di SNCB, Bahrain tersebut pada akhirnya dijual dengan nilai penjualan sehesar USD24,62l,500 atau 49,243% dan digunakan untuk pelunasan L/C PT Selalang Prima International sebesar USD22,499,964.63 sedangkan sisanya ditransfer ke rekening Nostro Bank Century di Standard Chartered Bank. New York.
Penjualan US Treasury Strips tersebut mengakibatkan terjadi kerugian yang harus ditanggnng oleh Bank Century sebesar USD25,378,500 (USD50,000,000 — USD24,62l,500) atau ekuivalen Rp275.089 juta dan pada akhirnya membebani Penyertaan Modal Sementara (PMS) oleh LPS.
8. Bank Century juga telah melakukan penyisihan (PPAP) atas L/C PT Selalang Prima International tersebut sebesar USDI6.5 juta atau ekuivalen sebesar Rp179.850 juta posisi 31 Desember 2008 dan pada akhirnya membebani Penyertaan Modal Sementara (PMS) oleh LPS.
Berdasarkan kondisi tersebut di atas, porsi PMS yang digunakan untuk menutup kerugian Bank Century dan fasilitas L/C PT Selalang Prima International adalah sebesar Rp454.939 juta, terdiri dari:
* Kerugian atas penjualan US Treasury Strips untuk pelunasan L/C kepada NCB, Jeddah sebesar USD25,378,500 atau ekuivalen Rp275.089 juta;
* Penyisihan (PPAP) atas L/C PT Selalang Prima International sebesar USD 16.5 juta atau ekuivalen Rp179.850 juta.
Analisis dari Kasus Diatas :
1.     Pihak yang berperan sebagai pembeli (Buyer) yaitu Grains and lndustrial Products Trading PTE, Ltd
2.      Pihak yang berperan sebagai penjual (Seller) yaitu PT Selalang Prima International
3.      Bank Eksportir yaitu Bank Century
4.      Bank Importir yaitu Saudi National Commercial Bank (SNCB), Bahrain.
5.   Barang yang diperjual-belikan yaitu biji plastik karena pada dasar nya PT Selalang Prima International perusahaan yang bergerak dalam bidang pengolahan biji plastik.

Senin, 29 April 2013

Tugas Softskill artikel pendidikan


AKUNTANSI INTERNASIONAL


NAMA           : DWI AYU WULANDARI
NPM               : 26209160
KELAS          : 4EB15

Masalah Pendidikan Di Indonesia

Masalah pendidikan adalah masalah yang benar – benar harus diselesaikan. Dikarenakan Indeks Pembangunan Pendidikan Untuk Semua atau education for all (EFA) di Indonesia selalu mengalami penurunan tiap tahunnya. Pada tahun 2011 Indonesia berada diperingkat 69 dari 127 negara dan merosot 4 posisi bila dibandingkan dengan tahun 2010 yang berada pada posisi 65. Indeks yang dikeluarkan pada tahun 2011 oleh UNESCO ini lebih rendah bila dibandingkan dengan Brunei Darussalam (34), serta terpaut empat peringkat dari Malaysia (65). Salah satu faktor yang menyebabkan rendahnya indeks pembangunan pendidikan di Indonesia adalah tingginya jumlah anak yang putus sekolah. Kurang lebih ada setengah juta anak usia sekolah dasar (SD) dan 200 ribu anak usia sekolah menengah pertama (SMP) yang tidak dapat melanjutkan pendidikan. Data pendidikan tahun 2010 juga menyebutkan 1,3 juta anak usia 7-15 tahun terancam putus sekolah. Bahkan laporan Departeman Pendidikan dan Kebudayaan menunjukan bahwa setiap menit ada empat anak yang putus sekolah.

Peran Pendidikan dalam Pembangunan

Peran pendidikan dalam pembangunan adalah menyiapkan sumber daya manusia untuk pembangunan beberapa tahun kedepan. Derap langkah pembangunan selalu diupayakan seirama dengan tuntutan zaman. Perkembangan zaman selalu memunculkan persoalan-persoalan baru yang tidak pernah terpikirkan sebelumnya. Bab ini akan membahas mengenai permasalahan pokok pendidikan, dan saling keterkaitan antara pokok tersebut, faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangannya dan masalah-masalah aktual beserta cara penanggulangannya. Apa jadinya bila pembangunan di Indonesia tidak dibarengi dengan pembangunan di bidang pendidikan?. Walaupun pembangunan fisiknya baik, tetapi apa gunanya bila moral bangsa terpuruk. Jika hal tersebut terjadi, bidang ekonomi akan bermasalah, karena tiap orang akan korupsi. Sehingga lambat laun akan datang hari dimana negara dan bangsa ini hancur. Oleh karena itu, untuk pencegahannya, pendidikan harus dijadikan salah satu prioritas dalam pembangunan negeri ini.

Mewujudkan Pendidikan yang Berkualitas

Kalimat yang sering muncul dan diduga menjadai salah satu faktor yang mempengaruhi tentang perkembangan pendidikan adalah.”Pendidikan bermutu itu mahal”.  Salah satu alasan yang membuat masyarakat miskin tidak memiliki pilihan lain kecuali tidak bersekolah adalah karena Mahalnya biaya pendidikan dari Taman Kanak-Kanak (TK) hingga Perguruan Tinggi (PT). Bahkan dari faktor tersebut melahirkan slogan “Orang miskin tidak boleh sekolah”. Saat ini saja membutuh biaya Rp 500.000, — sampai Rp 1.000.000 untuk bisa masuk TK dan SDN. Bahkan ada yang memungut sampai di atas Rp 1 juta. Masuk SLTP/SLTA bisa mencapai Rp 1 juta sampai Rp 5 juta. Makin mahalnya biaya pendidikan sekarang ini tidak lepas dari kebijakan pemerintah yang menerapkan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS). MBS di Indonesia pada realitanya lebih dimaknai sebagai upaya untuk melakukan mobilisasi dana. Karena itu, Komite Sekolah/Dewan Pendidikan yang merupakan organ MBS selalu disyaratkan adanya unsur pengusaha. Asumsinya, pengusaha memiliki akses atas modal yang lebih luas. Hasilnya, setelah Komite Sekolah terbentuk, segala pungutan uang kadang berkedok “sesuai keputusan Komite Sekolah”.  Namun, pada tingkat implementasinya, ia tidak transparan, karena yang dipilih menjadi pengurus dan anggota Komite Sekolah adalah orang-orang yang dekat dengan Kepala Sekolah. Akibatnya, Komite Sekolah hanya menjadi legitimator kebijakan Kepala Sekolah, dan MBS pun hanya menjadi legitimasi dari pelepasan tanggung jawab Negara.
Kondisi ini akan lebih buruk dengan adanya RUU tentang Badan Hukum Pendidikan (RUU BHP). Berubahnya status pendidikan dari milik publik ke bentuk Badan Hukum jelas memiliki konsekuensi ekonomis dan politis amat besar. Dengan perubahan status itu pemerintah secara mudah dapat melemparkan tanggung jawabnya atas pendidikan warganya kepada pemilik badan hukum yang sosoknya tidak jelas. Perguruan Tinggi Negeri pun berubah menjadi Badan Hukum Milik Negara (BHMN). Munculnya BHMN dan MBS adalah beberapa contoh kebijakan pendidikan yang kontroversial. BHMN sendiri berdampak pada melambungnya biaya pendidikan di beberapa Perguruan Tinggi favorit.

Melemahnya Peran Negara Dalam Sektor Pelayanan Publik

Semakin melemahnya peran negara dalam sektor pelayanan publik atau Privatisasi tak lepas dari tekanan utang dan kebijakan untuk memastikan pembayaran utang. Utang Indonesia kepada luar negeri sebesar 35-40 persen dari APBN setiap tahunnya merupakan faktor pendorong privatisasi pendidikan. Akibatnya, sektor yang menyerap pendanaan besar seperti pendidikan menjadi korban. Dana pendidikan terpotong hingga tinggal 8 persen (Kompas, 10/5/2005).
Dalam catatan APBN pada tahun 2005 hanya 5,82% yang dialokasikan untuk pendidikan. Bandingkan dengan dana untuk membayar hutang yang menguras 25% belanja dalam APBN . Rencana Pemerintah memprivatisasi pendidikan dilegitimasi melalui sejumlah peraturan, seperti Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional, RUU Badan Hukum Pendidikan, Rancangan Peraturan Pemerintah (RPP) tentang Pendidikan Dasar dan Menengah, dan RPP tentang Wajib Belajar. Penguatan pada privatisasi pendidikan itu, misalnya, terlihat dalam Pasal 53 (1) UU No 20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas). Dalam pasal itu disebutkan, penyelenggara atau satuan pendidikan formal yang didirikan oleh Pemerintah atau masyarakat berbentuk badan hukum pendidikan. Seperti halnya perusahaan, sekolah dibebaskan mencari modal untuk diinvestasikan dalam operasional pendidikan. Koordinator LSM Education Network for Justice (ENJ), Yanti Mukhtar (Republika, 10/5/2005) menilai bahwa dengan privatisasi pendidikan berarti Pemerintah telah melegitimasi komersialisasi pendidikan dengan menyerahkan tanggung jawab penyelenggaraan pendidikan ke pasar. Dengan begitu, nantinya sekolah memiliki otonomi untuk menentukan sendiri biaya penyelenggaraan pendidikan. Sekolah tentu saja akan mematok biaya setinggi-tingginya untuk meningkatkan dan mempertahankan mutu. Akibatnya, akses rakyat yang kurang mampu untuk menikmati pendidikan berkualitas akan terbatasi dan masyarakat semakin terkotak-kotak berdasarkan status sosial, antara yang kaya dan miskin. Hal serupa juga dituturkan oleh pengamat ekonomi Revrisond Bawsir. Menurut dia, privatisasi pendidikan merupakan agenda kapitalisme global yang telah dirancang sejak lama oleh negara-negara donor lewat Bank Dunia. Melalui Rancangan Undang-Undang Badan Hukum Pendidikan (RUU BHP), pemerintah berencana memprivatisasikan pendidikan. Semua satuan pendidikan kelak akan menjadi badan hukum pendidikan (BHP) yang wajib mencari sumber dananya sendiri. Hal ini berlaku untuk seluruh sekolah negeri, dari SD hingga perguruan tinggi.
Beberapa masyarakat tertentu menganggap, bahwa beberapa PTN yang sekarang berubah status menjadi Badan Hukum Milik Negara (BHMN). Jika alasannya bahwa pendidikan bermutu itu harus mahal, maka argumen ini hanya berlaku di Indonesia. Di Jerman, Perancis, Belanda, dan di beberapa negara berkembang lainnya, banyak perguruan tinggi yang bermutu namun biaya pendidikannya rendah. Bahkan beberapa negara ada yang menggratiskan biaya pendidikan. Pendidikan berkualitas memang tidak mungkin murah, atau tepatnya, tidak harus murah atau gratis. Tetapi persoalannya siapa yang seharusnya membayarnya? Pemerintahlah sebenarnya yang berkewajiban untuk menjamin setiap warganya memperoleh pendidikan dan menjamin akses masyarakat bawah untuk mendapatkan pendidikan bermutu. Akan tetapi, kenyataannya Pemerintah justru ingin berkilah dari tanggung jawab. Padahal keterbatasan dana tidak dapat dijadikan alasan bagi Pemerintah untuk cuci tangan.
Demikian sedikit ulasan mengenai permasalahan tentang pendidikan yang terjadi di Indonesia, semoga artikel ini bisa menjadi pendorong bagi para pembaca agar lebih peduli betapa pentingnya peran pendidikan dalam pembangunan.

http://daunsingkong.com/masalah-pendidikan-di-indonesia/

Dampak Dari permasalahan Pendidikan

Karena mahalnya biaya pendidikan di Indonesia banyak anak-anak tidak bisa melanjutkan duduk dibangku sekolah, sehingga mengakibatkan banyak anak-anak yang tidak bisa bersekolah menjadi gelandangan dan pengemis untuk bisa melanjutkan hidupnya. Walaupun pemerintah sudah memberikan program sekolah gratis dengan adanya dana BOS namun tetap saja belum dapat dirasakan oleh anak-anak untuk bisa bersekolah.

Solusi Permasalahan Pendidikan

Hingga saat ini, perhatian pemerintah kita akan masalah pendidikan masih sangat minim. Fakta ini merupakan kesimpulan dari beragamnya masalah pendidikan yang makin rumit. Kualitas siswa masih rendah, pengajar kurang profesional, biaya pendidikan yang mahal, bahkan aturan UU Pendidikan kacau. Pendidikan yang buruk itu akan berdampak besar pada negara kita, yang mana cepat atau lambat negara kita akan terpuruk. Keterpurukan ini dapat juga akibat dari kecilnya rata-rata alokasi anggaran pendidikan baik di tingkat nasional, propinsi, maupun kota dan kabupaten.
Dalam menyelesaikan masalah pendidikan jangan sampai monoton,  tetapi harus dilakukan dengan langkah atau tindakan yang sifatnya menyeluruh. Artinya, kita tidak hanya memperhatikan kepada kenaikkan anggaran saja. Sebab percuma saja, jika kualitas Sumber Daya Manusia dan mutu pendidikan di Indonesia masih rendah. Masalah penyelenggaraan Wajib Belajar Sembilan tahun sejatinya masih menjadi PR besar bagi kita. Kenyataan yang dapat kita lihat bahwa banyak di daerah-daerah pinggiran yang tidak memiliki sarana pendidikan yang memadai. Dengan terbengkalainya program wajib belajar sembilan tahun mengakibatkan anak-anak Indonesia masih banyak yang putus sekolah sebelum mereka menyelesaikan wajib belajar sembilan tahun. Dengan kondisi tersebut, bila tidak ada perubahan kebijakan yang signifikan, sulit bagi bangsa ini keluar dari masalah-masalah pendidikan yang ada, apalagi bertahan pada kompetisi di era global.  Kondisi ideal dalam bidang pendidikan di Indonesia adalah tiap anak bisa sekolah minimal hingga tingkat SMA tanpa membedakan status karena itulah hak mereka. Namun hal tersebut sangat sulit untuk direalisasikan pada saat ini. Oleh karena itu, setidaknya setiap orang memiliki kesempatan yang sama untuk mengenyam dunia pendidikan. Jika mencermati permasalahan di atas, nantinya akan terjadi sebuah ketidakadilan antara si kaya dan si miskin. Seolah – olah sekolah hanya milik orang kaya saja sehingga orang yang kekurangan merasa minder untuk bersekolah dan bergaul dengan mereka. Ditambah lagi publikasi dari sekolah mengenai beasiswa sangatlah minim. Sekolah-sekolah gratis di Indonesia seharusnya memiliki fasilitas yang memadai, staf pengajar yang berkompetensi, kurikulum yang tepat, dan memiliki sistem administrasi dan birokrasi yang baik dan tidak berbelit-belit. Akan tetapi, pada kenyataannya, sekolah-sekolah gratis adalah sekolah yang terdapat di daerah terpencil yang kumuh dan segala sesuatunya tidak dapat menunjang bangku persekolahan.

www.studentsite.gunadarma.ac.id

Sabtu, 06 April 2013

SOAL KURS JUAL DAN KURS BELI


KURS TRANSAKSI BANK INDONESIA
Update Terakhir 15 March 2013
Kode Singkatan

Mata Uang
Nilai
Kurs Jual
Kurs Beli
Graph





AUD
1.00
10,111.66
10,006.16
Grafik Time Series
BND
1.00
7,807.32
7,728.22
Grafik Time Series
CAD
1.00
9,539.14
9,442.32
Grafik Time Series
CHF
1.00
10,304.41
10,197.59
Grafik Time Series
CNY
1.00
1,554.29
1,538.67
Grafik Time Series
DKK
1.00
1,701.54
1,684.32
Grafik Time Series
EUR
1.00
12,690.27
12,559.81
Grafik Time Series
GBP
1.00
14,719.04
14,570.11
Grafik Time Series
HKD
1.00
1,256.64
1,243.99
Grafik Time Series
JPY
100.00
10,153.09
10,049.98
Grafik Time Series
KRW
1.00
8.77
8.68
Grafik Time Series
KWD
1.00
34,327.46
33,922.67
Grafik Time Series
MYR
1.00
3,131.71
3,098.23
Grafik Time Series
NOK
1.00
1,684.93
1,666.55
Grafik Time Series
NZD
1.00
8,003.93
7,921.54
Grafik Time Series
PGK
1.00
5,020.74
4,487.72
Grafik Time Series
PHP
1.00
240.12
237.65
Grafik Time Series
SAR
1.00
2,599.66
2,573.39
Grafik Time Series
SEK
1.00
1,516.43
1,500.07
Grafik Time Series
SGD
1.00
7,807.32
7,728.22
Grafik Time Series
THB
1.00
329.80
325.72
Grafik Time Series
USD
1.00
9,749.00
9,651.00
Grafik Time Series
SOAL DAN JAWABAN KURS JUAL DAN BELI
1.       Tuan Andi mengimpor mobil dari Amerika dengan harga AS $10.000. Berapa EUR yang harus dibayar  Tuan Andi?
Jawab: USD $10.000×Rp 9.749                    = Rp 97.490.000
            Rp 97.490.000:EUR 12.690,27         =EUR  7.682,26
2.       Rani ingin membuka usaha impor jeruk dan Thailand, ia membutuhkan 200.000THB. Berapa Rupiah yang harus ia siapkan jika punya tabungan senilai USD $5.000?
Jawab: THB 200.000×Rp 329,80                   =Rp 65.960.000
            USD $5.000×Rp 9.651                      =Rp 48.255.000+
                                                                         Rp114.215.000
3.       Ibu Mia mendapatkan kiriman uang sebesar  1.500AUD dia berniat untuk membeli perlengkapan elektronik 300HKD. Kemudian ibu mia ingin membelikan alat rumah tangga 1200GBP. Berapa Rupiah lagi yang harus ia siapkan dari tabungannya?
Jawab: AUD1.500×Rp 10.006,16                 =Rp 15.009.240
            HKD300×Rp1.256,64                      =Rp       376.992
            SGD200×Rp7.807,32                       =Rp    1.561.464
            GBP1200×Rp 14.719,04                  =Rp    1.662.848+
                                                                        Rp 34.610.544
4.       Sinta membeli mobil dari Australia dengan harga AUD $20.000 dan membeli perhiasaan dari Amerika dengan harga USD $10.000. Berapa SAR yang harus dibayar sinta?
Jawab: AUD10.000×Rp 10.111,66               =Rp 101.116.600
           USD5.000×Rp 9.749                         =Rp    48.745.000
            Rp 149.861.600:SAR2.599,66          =SAR57.646,61
5.       Nina mendapat kiriman uang dari pamannya yang bekerja di Thailand sebesar  THB5.000 dan kiriman uang dari kakaknya yang bekerja disingapura sebesar SGD1.000. Berapa Rupiah uang yang akan diterima nina?
Jawab: THB5.000×Rp 325,72                        =Rp 1.628.600
            SGD1.000×Rp 7.728,22                    =Rp 7.728.200+
            Total uang yang diterima                      = Rp 9.356.820
6.       Sarah ingin pergi ke jepang ia membutuhkan ¥2000, sebelum berangkat ke jepang ia menukarkan uangnya ke money changer. Berapa Rupiahkah yang ia harus keluarkah?
Jawab: ¥2000×Rp 10.153,09                         =Rp 20.306.180
7.       Tuan Budi mengalami sakit keras, ia harus segera dibawa ke singapura untuk mengobati. Sedangkan biaya berobat yang harus dikeluarkan dia sebesar SGD30.000, ia mempunyai tabungan Rp 600.000.000. jadi berapa Rupiah kekurangan yang harus dibayar?
Jawab: Tabungan yang dimiliki                   =Rp 600.000.000
            SGD90.000×Rp 7.807,32            =Rp 702.658.800-
            Kekurangan uang Tuan Budi          =Rp 102.658.800
8.       Tuan Rudi membeli sebuah mobil di Jepang seharga ¥300.000. Berapa Rupiahkah yang tuan Rudi harus dikeluarkan sedengkan ia mempunyai tabungan Rp 2.000.000.000 dan berapa sisa tabungan tuan Rudi?
Jawab: Tabungan Tuan Rudi                        =Rp 2.000.000.000
            ¥100.000×Rp 10.153,09               =Rp 1.015.309.000-
            Sisa uang Tuan Rudi                        =Rp     984.691.000
9.       Nani mengimpor mobil dari Australia dengan harga AUD20.000. Berapa GBP yang harus dibayar nani?
Jawab: AUD20.000×Rp 10.111,66               =Rp 202.233.200
            Rp 202.233.200:GBP14.719,04       =GBP13.739,56
10.   Stefani ingin membuka butik di Jepang, ia membuka ¥100.000. Berapa Rupiah yang harus ia siapkan jika punya tabungan senilai $5.000?
Jawab: ¥100.000×Rp 10.153,09                   =Rp 1.015.309.000
            US $5.000×Rp 9.651                        =Rp      48.255.000-
                                                                         Rp    967.054.000

“NAMA    :DWI AYU WULANDARI”
NPM    : 26209160
KELAS : 4EB15
“TUGAS AKUNTANSI INTERNASIONAL”